ReaksiPengendapan Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan. Contoh: AgNO3 + NaCl > AgCl(s) Bahan penstabil dalam pembuatan es krim merupakan koloid hidrofilik yang dapat menurunkan konsentrasi air bebas denagn menyerap air tersebut sehingga

KI. Pengertian Sistem Dispers Dan Sistem Koloid Sistem dispersi adalah system yang terdiri atas dua komponen, yaitu fase terdispersi tersebar dan fase pendispersi penyebar. Sedangkan system koloid adalah system dispers yang bersifat antara homogen dan heterogen. 1. Dispersi kasar suspensi partikel zat yang didispersikan berukuran lebih besar dari 100 nm. 3. Dispersi koloid partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 nm – 100 nm. 3. Dispersi molekuler larutan sejati partikel zat yang didispersikan berukuran lebih kecil dari 1 nm. Komponen-Komponen Koloid Sistem koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium berbedanya hanya ukuran fase terdispersinya. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Perbedaan antara Larutan sejati, Sistem Koloid dan Suspensi Larutan Sejati Sistem Koloid Suspensi 1. ukuran partikel > 1 nm Ukuran partikel antara 1 nm – 100 nm Ukuran partikel < 100 nm 2. satu fase dua fase dua fase 3. jernih agak keruh keruh 4. homogen antara homogen dan heterogen heterogen 5. tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring 6. tidak mengendap Tidak mengendap mengendap 7. stabil stabil tidak stabil 8. amikron, dapat dilihat dengan mikroskop elektron submikoron, dapat dilihat dengan mikroskop ultra micron,dapat dilihat dengan mikroslop biasa 2. JENIS-JENIS KOLOID Sistem koloid digolongkan berdasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya. – koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol. – koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi. – koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih. Tabel Macam-macam sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya Fase Terdispersi Medium Pendispersi Nama Koloid Contoh gas cair Busa, buih Krim, busa sabun gas padat Busa padat Batu apung, karet busa cair gas Aerosol cair Kabut, awan cair cair emulsi Susu, scot emulsion cair padat Emulsi padat Keju, mentega padat gas Aerosol padat Asap, abu padat cair sol Cat, kanji, tinta padat padat Sol padat Intan, kaca berwarna, paduan logam 3. Sifat-Sifat Koloid Sifat-sifat khas koloid meliputi a. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan larutan sejati dengan system koloid. b. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid. Gerak Brown hanya dapat diamati dengan mikroskop. Gerak Brown menunjukkan bahwa partikel-partikel koloid mempunyai energi kinetic. Gerak Brown c. Adsorbsi Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi penyerapan terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan. Contoh i Koloid FeOH3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. ii Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S-2 Koloid FeOH3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+ Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2- d. Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. koagulan e. Elektroforesis Elektroferesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda. Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif dan jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid bermuatan positif. Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap dalam suatu industri dengan alat Cottrell. Elektroforesis f. Dialisis Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada permukaannya. Pada proses dialisis ini digunakan selaput semifermeabel. dialisis g. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan. Koloid Liofil sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium pendispersinya. Contoh sol kanji, agar-agar, lem, cat Koloid Liofob sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium pendispersinya. Contoh sol belerang, sol emas. 4. Krim Dan Gel Krim system koloid emulsi dalam bentuk setengah padat. Misalnya; es krim , krim pembersih, dan lain-lain. Gel system koloid sol dalam bentuk setengah padat. Misalnya; agar-agar, nutrigel, dan lain-lain. 5. Penggunaan Koloid Kegunaan koloid antara lain 1. Dalam bidang restoran untuk pengolahan atau sebagai bahan makanan misalnya; agar- agar, es krim susu, sirop, kecap, dan lain-lain. 2. Dalam bidang kecantikan untuk tata arias wajah, rambut dan kulit, misalnya; hair spray, parfum spray, krim bath, krim pembersih wajah, dan lain-lain. 3. Dalam bidang tata busana, misalnya; sabun cuci, pengharum pakaian, pelembut pakaian, pewarna tekstil, dan lain-lain. 4. Dalam bidang industri,misalnya; untuk memutihkan gula, menghilangkan bau pada minyak goreng, mengendapkan karet , membuat sarung tangan , dan lain-lain. 6. Pembuatan Koloid 1. Cara Kondensasi Cara kondensasi termasuk cara kimia. kondensasi Prinsip Partikel Molekular ————–► Partikel Koloid Reaksi kimia untuk menghasilkan koloid meliputi 1. Reaksi Redoks 2 H2Sg + SO2aq à 3 Ss + 2 H2Ol 2. Reaksi Hidrolisis FeCl3aq + 3 H2Ol à FeOH3s + 3 HClaq 3. Reaksi Substitusi 2 H3AsO3aq + 3 H2Sg à As2S3s + 6 H2Ol 4. ReaksiPenggaraman Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, BaSO4 dapat membentuk partikel koloid dengan pereaksi yang encer. AgNO3aq encer + NaClaq encerà AgCls + NaNO3aq encer 2. Cara Dispersi Prinsip Partikel Besar à Partikel Koloid Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara kimia 1. Cara Mekanik Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan. 2. Cara Busur Bredig Cara ini digunakan untak membuat sol-sol logam. 3. Cara Peptisasi Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi pemecah. Contoh – Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin. – Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan AlOH3 oleh AlCl3 KESIMPULAN Sistem koloid mengandung dua komponen yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi .Jenis koloid ditentukan oleh fase terdispersi dan medium pendis – persinya. Untuk membuat system koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu konden- sasi dan dispersi. Emulsi dalam bentuk setengah pada t disebut krim dan sol dalam bentuk setengah padat disebut gel. LATIHAN SOAL Jawablah pertanyaan berikut dengan benar! Apa yang dimaksud dengan system koloid? Sebutkan perbedaan antara larutan sejati, koloid dan suspensi! Bagaimana cara membedakan antara larutan sejati dengan system kolid? Sebutkan fase terdispersi dan medium pendispersi dari system kolid berikut asap b. Parfum spray c. kabut es krim e. jelly f. kecap Bagaimana cara membedakan antara system koloid dengan suspensi? Sebutkan 2 contoh system koloid yang banyak digunakan dalam bidang keahlian anda! Bagaimana cara mengetahui bahwa partikel koloid bermuatan listrik? Apa yang menyebabkan partikel koloid mengalami koagulasi? Apa bedanya krim dan gel? Bagaimana cara membuat krim dan gel? Diskusikan Campuran tepung tapioka dan air dapat membentuk suspensi dan juga dapat membentuk sistem koloid sol. Bagaimana cara membuat sistem kolid sol dari tepung tapioka dan air? Diskusikan jawaban anda dengan teman-teman anda!

Campuranbubuk es krim dengan air merupakan sistem koloid reversible karena jika adonan ini didiamkan dalam jangka waktu tertentu, akan timbul endapan (bukan koloid), namun jika dikocok kembali bubuk es krim dan air menyatu kembali (koloid). Metode yang digunakan pada pembuatan kue bolu dan es krim yaitu cara dispersi. V. Daftar Pustaka
Membuat Es Krim Dengan Cara Sistem Koloid Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak. Es krim tidak lain berupa busa gas yang terdispersi dalam cairan yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada lima komponen penyusun, yaitu krim, skim, air, gula, dan stabilizer. Kadar air dalam es krim antara 60-62%, jika air terlalu banyak maka es krim menjadi kasar, jika air terlalu sedikit maka es krim akan menjadi terlalu padat. Untuk bisa creamy, 60-62% itu sudah ukuran yang teruji. Dengan demikian maka kadar bahan kering adalah 38-40%. Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bahan penstabil dalam pembuatan es krim merupakan koloid hidrofilik yang dapat menurunkan konsentrasi air bebas dengan menyerap air tersebut sehingga akan mengurangi kristalisasi es, memperkecil kristal es, dan dapat meningkatkan kehalusan tekstur. Jenis-jenis penstabil yang biasa digunakan dalam frozen dessert terbagi menjadi beberapa kategori yaitu a protein misalnya gelatin, b plant exudates misalnya arabic, ghatti, karaya, dan tragacant ums, c sed gums misalnya locust carob bean, guar, dan psyllium, d microbial gums misalnya xanthan, e seaweed extract misalnya agar, alginat, dan karagenan, f pectin misalnya low dan high methoxyl, g selulosa misalnya Carboxy Methyl Cellulose CMC, dan lain-lain. Membuat ice cream menggunakan metode kondensasi Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara kimia dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks atau dengan penggatian pelarut. Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel larutan atom, ion, atau molekul menjadi pertikel-partikel berukuran koloid. Struktur dan kandungan es krim Es krim tidak lain berupa busa gas yang terdispersi dalam cairan yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara yang ukurannya tidak lebih besar dari 0,1 mm, kristal-kristal kecil es, dan air yang melarutkan gula, garam, dan protein susu Gambar 1. Berbagai standar produk makanan di dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan udara sampai volumenya menjadi dua kalinya disebut dengan maksimum 100 persen overrun. Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bila kandungan lemak susu terlalu rendah, akan membuat es lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa lebih dingin. Emulsifier dan stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang diakibatkan kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa lengket. Peran emulsifier Metode sederhana pengadukan dan pendinginan secara serempak ini ternyata menimbulkan masalah lain. Krim pada dasarnya terdiri atas globula kecil lemak yang tersuspensi dalam air. Globula-globula ini tidak saling bergabung sebab masing-masing dikelilingi membran protein yang menarik air, dan airnya membuat masing-masing globula tetap menjauh. Pengadukan akan merusak membran protein yang membuat globula lemak tadi kemudian dapat saling mendekat. Akibatnya, krim akan naik ke permukaan. Hal seperti ini diinginkan bila yang akan dibuat adalah mentega atau minyak, tetapi jelas tidak diinginkan bila yang akan dibuat es krim. Penyelesaian sederhananya adalah dengan menambahkan emulsifier pada campuran. Molekul emulsifier akan menggantikan membran protein, satu ujung molekulnya akan melarut di air, sedangkan ujung satunya akan melarut di lemak. Lecitin, molekul yang terdapat dalam kuning telur, adalah contoh emulsifier sederhana. Oleh karena itu, salah satu bahan pembuat es krim adalah kuning telur. Selain itu, dapat digunakan mono- atau di-gliserida atau polisorbat yang dapat mendispersikan globula lemak dengan lebih efektif. 2. Tujuan l Mengaplikasikan prinsip koloid dalam pembuatan es krim l Mengetahui cara membuat es krim dengan cara yang sederhana 3. Bahan • 500 cc susu segar • 200 gr gula pasir • 2 buah avokad yg sedang besarnya • 20 gr maizena, larutkan dengan sedikit air • 2 sdt kopi instan, cairkan dengan 3 sdm air panas Cara kerja Air susu dan vanili dipanaskan di atas api sampai mendidih. Sementara itu, telur ayam dikocok dengan gula sampai putih berbusa, lalu tuangi satu cangkir air susu panas terus diaduk sampai homogen. Campuran pada 2 kemudian dituangkan dalam sisa susu yang masih panas, terus diletakkan di atas api sambil diaduk-aduk sampai menjadi adonan yang kental, lalu lekas diangkat dari api, jangan ditunggu hingga mendidih. Adonan yang telah diangkat dari api, kalau perlu ditambah zat warna kuning, lalu biarkan dingin sambil kadang-kadang diaduk. Adonan es yang telah dingin dimasukkan dalam tempat yang terbuat dari aluminium, lalu dimasukkan dalam freezer pendingin, kemudian lemari es ditutup. Tiap setengah jam adonan es harus diaduk merata supaya esnya tidak kasar, kalau ada mixer, adonan yang mulai mengental diaduk dengan mixer sampai merata, kemudian dimasukkan lagi dalam freezer.
\n cara membuat es krim dengan sistem koloid
bahanpembuatan coklat otomatis & tangguh di membantu bisnis pembuatan cokelat Anda secara signifikan. Beli kualitas optimal bahan pembuatan coklat dengan penawaran hemat uang. MENU MENU Alibaba.com Alibaba.com Kategori Masuk. Bergabung Gratis. Pesan. Pesanan. Koszyk na zakupy. Kategori. Siap Kirim Pembuatan Koloid – Halo Grameds, dalam artikel kali ini kita akan membahas tentang koloid. Mulai dari pengertian, jenis, sifat, hingga cara pembuatan koloid. Saat membaca artikel ini, kamu mungkin belum terbayang apa itu koloid, bentuknya seperti apa. Tak apa, Grameds, sebab kata “koloid” memang jarang digunakan di kehidupan sehari-hari. Namun, bukan berarti kamu gak pernah menemukannya sama sekali, ya. Sebab koloid ada di sekitar kita. Waktu kecil dulu, Grameds pasti pernah jajan agar agar yang dijual di depan sekolah, di pinggir jalan, atau di mana saja deh! Agar agar merupakan makanan berupa gel yang diolah dari rumput laut. Nah menurut ilmu kimia, gel termasuk ke dalam koloid. Koloid sendiri merupakan satu dari tiga jenis campuran yang ada dalam kimia, dua lainnya adalah larutan serta suspensi. Selain agar agar, susu, es krim, mayones, sampo, dan juga tinta merupakan contoh koloid lain yang bisa kamu temukan dengan mudah. Biar kamu mendapat pencerahan, mari langsung saja masuk ke dalam pembahasan tentang koloid. Sebenarnya Koloid Itu Apa, Sih?Jenis-Jenis Koloid1. Sol Padat2. Sol3. Aerosol Padat4. Aerosol5. Emulsi Padat6. Emulsi7. Buih Padat8. BuihSifat-Sifat Koloid1. Efek Tyndall2. Gerak Brown3. Adsorpsi4. Koagulasi Koloid5. Dialisis6. Elektroforesis7. Koloid Liofil dan Liofob8. Koloid PelindungPembuatan Koloid1. Kondensasi2. Dispersia. Secara mekanikb. Secara peptisasic. Secara busur berdia berdigManfaat Koloid dalam Kehidupan Sehari-HariKategori Ilmu BiologiMateri IPA Sebenarnya Koloid Itu Apa, Sih? Koloid adalah jenis campuran heterogen yang berasal dari dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Maka dari itu, kalau Grameds belajar tentang campuran yang satu ini, pasti akan menemukan istilah “fase terdispersi” dan “medium pendispersi”. Oke, ada istilah baru yang kamu tak tahu artinya apa. Tapi jangan menyerah dulu, pembahasan masih panjang. Fase terdispersi adalah zat yang menyebar secara merata di dalam zat yang lainnya. Lalu, medium pendispersi sendiri merupakan penyebab dari penyebaran secara merata pada fase terdispersi tadi. Biar lebih mudah dipahami, mari kita pakai contoh santan. Kamu tahu santan? Yup, cairan berwarna putih yang sering digunakan ibu untuk memasak. FYI aja, santan ternyata memiliki butiran minyak di dalam air. Butiran minyak tadi adalah zat yang menyebar fase terdispersi, sedangkan air menjadi penyebab penyebarannya medium pendispersi. Seperti yang sudah disebutkan di awal tadi, dalam kimia ada 3 jenis campuran. Pertama koloid, kedua larutan, dan ketiga suspensi. Nah apa bedanya antara ketiga jenis campuran ini? Mudahnya, koloid adalah campuran antara suspensi dan larutan. Berarti koloid bukan suspensi sekaligus bukan larutan. Karena berada di tengah-tengah, koloid termasuk ke dalam campuran yang metastabil alias bisa terpisah dalam waktu tertentu. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat tabel perbandingan antara larutan, suspensi, dan juga koloid di bawah ini Larutan Koloid Suspensi Tidak bisa disaring Bisa disaring tapi hanya dengan membran semipermeabel bisa disaring 1 fase 2 fase 2 fase stabil stabil Tidak stabil, antara zat pasti akan memisah. homogen heterogen heterogen Ukuran diameter partikel nya 10-5cm Untuk memahami lebih dalam tentang suspensi, larutan, dan koloid, Grameds bisa membaca buku Kimia Dasar Prinsip-Prinsip & Aplikasi Modern Edisi 9 Jilid 1 yang ditulis oleh Petrucci. Jenis-Jenis Koloid Koloid bisa dibagi menjadi 8 jenis berdasarkan perbedaan antara fase terdispersi dan medium pendispersinya. Simak penjelasan masing-masing jenisnya di bawah ini. 1. Sol Padat Sol padat mempunyai fase terdispersi dan medium pendispersi yang padat. Jenis koloid ini terbentuk karena adanya pengaruh suhu dan tekanan yang menghasilkan padatan kokoh serta keras. Salah satu contoh sol padat adalah kaca berwarna. 2. Sol Jenis koloid sol mempunyai fase terdispersi yang padat dalam medium pendispersi cair yang sifatnya tidak mudah berubah. Jadi, yang membedakan antara sol dengan sol padat adalah medium pendispersinya. Contoh dari sol adalah cat tembok. 3. Aerosol Padat Aerosol mempunyai fase terdispersi padat di dalam medium pendispersi gas. Misalnya, asap kendaraan. Grameds tentu pernah kelilipan saat ada motor atau mobil yang mengeluarkan asap cukup tebal, bukan? Nah, penyebab kelilipan tersebut adalah padatan fase terdispersi yang berada di dalam asap medium pendispersi. 4. Aerosol Aerosol merupakan jenis koloid yang mempunyai fase terdispersi cairan di dalam medium pendispersi gas. Jadi, yang membedakan aerosol dengan aerosol padat adalah fase terdispersinya. Dan aerosol sendiri tidak dapat bertahan lama. Contohnya seperti parfum yang wanginya bisa hilang dalam waktu tertentu. Ketika kamu menyemprotkan parfum ke udara, cairan parfumnya fase terdispersi akan tersebar di udara yang berwujud gas medium pendispersi. 5. Emulsi Padat Jenis koloid yang kelima adalah emulsi padat. Koloid ini memiliki fase terdispersi cairan dan medium pendispersi padat. Seperti agar agar yang merupakan campuran antara air fase terdispersi dengan bubuk agar agar medium pendispersi. Saat kamu memanaskan bubuk agar agar di air, serat dari agar agarnya akan bergerak dengan bebas kemudian merapat ketika didinginkan. In other words, air menyebar dalam partikel agar agarnya. 6. Emulsi Koloid yang fase terdispersi dan medium pendispersinya adalah cairan disebut dengan emulsi. Jenis ini umumnya tidak saling bercampur seperti susu. Penyebabnya karena ada perbedaan antara level kepolarannya. Dalam susu, partikel air dan susu punya level kepolaran yang berbeda, sehingga keduanya tidak bisa bercampur secara sempurna. Maka dari itu, susu termasuk ke dalam kategori koloid, bukan larutan. 7. Buih Padat Buih padat adalah jenis koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersinya padat. Misalnya seperti spons yang terlihat padat tapi saat dipencet ternyata hanya berisi udara. 8. Buih Jenis koloid yang kedelapan adalah buih yang fase terdispersinya berupa gas dan medium pendispersinya adalah cairan. Misalnya seperti buih sabun. Kalau diperhatikan, di dalam buih sabun ada udara fase terdispersi yang terjebak di dalam larutan sabun medium pendispersi, bukan? Sifat-Sifat Koloid Karena koloid adalah hasil dari campuran dua zat, maka dia jadi punya sifat sendiri yang berbeda dari pembentuknya, yaitu 1. Efek Tyndall Sifat pertama dari koloid adalah Efek Tyndall yang menyatakan bahwa partikel koloid dapat menghamburkan cahaya. Kalau kamu penasaran bagaimana maksudnya, coba ambil dua gelas. Gelas pertama isi dengan air, lalu gelas yang kedua isi dengan susu. Setelah itu, ambil hp kamu kemudian nyalakan flash-nya dan arahkan cahaya dari hp ke gelas pertama serta yang kedua. Lihat perbedaannya, harusnya cahaya yang diarahkan ke gelas pertama tidak akan bisa terlihat. Sedangkan di gelas yang kedua bisa terlihat jejaknya. Mengapa bisa begitu? Jawabannya karena cahaya yang diarahkan ke air yang merupakan larutan, kemudian diteruskan oleh air jadi tidak bisa dilihat. Namun, cahaya yang diarahkan ke susu koloid akan dihamburkan jadi jejaknya terlihat. 2. Gerak Brown Sekitar tahun 1827-an, Robert Brown yang berprofesi sebagai botanis, berhasil mengamati pergerakan partikel koloid. Menurut hasil pengamatannya, secara mikroskopis partikel koloid bergerak secara acak dengan jalur yang zig-zag ketika berada dalam medium pendispersi. Gerakan ini diakibatkan oleh tumbukan antara partikel koloid dengan medium pendispersi. 3. Adsorpsi Singkatnya, adsorpsi adalah sebutan untuk peristiwa menempelnya ion ke permukaan koloid karena partikel koloid memiliki kemampuan untuk menarik partikel-partikel yang kecil. Dan kemampuan ini muncul akibat tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi. Menariknya, saat partikel koloid mengadsorpsi ion dengan muatan positif, maka koloidnya ikut bermuatan positif. Sebaliknya, jika yang diadsorpsi adalah ion bermuatan negatif, maka koloidnya jadi bermuatan negatif. Selain ion, partikel koloid juga bisa menyerap muatan listrik statis. Sifat adsorpsi bisa kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari karena dimanfaatkan dalam beberapa hal. Seperti dalam pembuatan silika dan aluminium gel, masker polusi, pembuatan obat-obatan, masker gas arang, pemurnian air menggunakan tawas, atau jendela berkabut. Buat kamu yang penasaran bagaimana kimia dapat membantu dalam proses pembuatan obat, buku Kimia Medisinal Dasar-Dasar Dalam Perancangan Obat karya PROF. MUCHTARIDI, APT, Prof. Muchtaridi, Apt merupakan sumber belajar yang tepat. 4. Koagulasi Koloid Koagulasi koloid merupakan proses penggumpalan partikel koloid. Jika koloid bermuatan dihubungkan dengan muatan yang sama jenisnya maka mereka akan tolak menolak dan tidak menggumpal. Akan tetapi, jika muatan koloidnya dinetralkan, mereka tidak akan tolak menolak dan akan menyatu atau menggumpal sehingga terjadilah koagulasi. Dengan kata lain, koagulasi koloid hanya bisa terjadi jika koloid tidak memiliki muatan atau dinetralkan. Cara-cara yang biasa digunakan untuk menetralkannya adalah Mencampurkan koloid positif dan koloid negatif agar muatannya jadi saling menetralkan. Menambahkan larutan elektrolit pada koloid bermuatan negatif atau positif Misalnya seperti telur yang berubah menjadi menggumpal saat dipanaskan. Pembusukan, pendinginan, atau pengadukan. Contoh lain dari koagulasi koloid dalam kehidupan sehari-hari adalah susu basi yang berubah bentuknya jadi menggumpal. 5. Dialisis Sifat yang kelima, yaitu Dialisis, merupakan proses pemurnian koloid dari ion-ion yang mengganggunya. Caranya dengan menggunakan membran semipermeabel. Jadi saat air dialirkan ke koloid, koloid akan mendorong ion untuk keluar. Mengapa hanya ion yang keluar? Hal ini karena ukuran ion lebih kecil daripada membran semipermeabel sedangkan koloid ukurannya lebih besar. Jadi, ketika koloid bermuatan ion pengganggu melewati membran semipermeabel, ion pengganggunya akan terpisah. Sifat ini digunakan dalam proses cuci darah atau hemodialisis. 6. Elektroforesis Elektroforesis merupakan pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik. Manfaat sifat ini biasanya digunakan pada proses pemisahan potongan gen dalam bioteknologi. Misalnya proses penyaringan debu pabrik di dalam cerobong asap. Selain itu, elektroforesis biasa diterapkan dalam identifikasi DNA atau dalam proses pendeteksian kelainan genetik. 7. Koloid Liofil dan Liofob Sifat liofil dan liofob biasanya ditemukan dalam koloid berjenis sol. Jadi bisa dibilang bahwa sol mempunyai dua jenis, yaitu sol liofil dan sol liofob. Sol liofil merupakan sol yang partikel zat terdispersinya mampu menarik medium terdispersinya karena di dalamnya terdapat ikatan hidrogen. Sifat sol liofil biasanya lebih kental, memiliki ukuran partikel yang besar, dan memiliki sifat gerak brown yang kecil. Sedangkan sol liofob merupakan sol yang partikel zat terdispersinya tidak mampu menarik medium pendispersinya sehingga tidak ada proses interaksi di dalamnya. Sifat sol liofob biasanya lebih encer daripada sol liodil. 8. Koloid Pelindung Karena sol liofil mempunyai sifat yang dapat menarik, maka dia biasa digunakan sebagai pelindung sol liofob agar tidak terjadi koagulasi meskipun di dalamnya ada larutan elektrolit. Contohnya seperti gelatin pada es krim yang membuat es krim tetap menyatu dan mempertahankan kekenyalannya. Selain itu, beberapa kegiatan manusia lain yang memanfaatkan sifat koloid pelindung adalah Menambahkan minyak silikon pada cat Menambahkan kasein pada susu Menambahkan lestin pada margarin Pembuatan Koloid Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, koloid bukan larutan dan bukan suspensi alias berada di tengah-tengah. Karena dia berada di tengah-tengah, maka koloid ini bisa diciptakan dari larutan dan suspensi. Proses pembuatan koloid sendiri biasanya dibagi menjadi dua, yaitu kondensasi dan dispersi. 1. Kondensasi Kondensasi merupakan proses pembuatan koloid larutan yang dalam prosesnya dibagi lagi menjadi dua, yaitu secara fisika dan secara kimia. Secara fisika, prosesnya dilakukan dengan mengubah pelarut. Sementara secara kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti Reaksi redoks, reduksi, dan oksidasi Reaksi hidrolisis Reaksi substitusi atau reaksi dekomposisi rangkap 2. Dispersi Dispersi adalah kebalikan dari kondensasi, artinya ini merupakan proses pembuatan koloid dari suspensi. Proses ini mengubah partikel koloid yang besar menjadi partikel yang lebih kecil. Dalam proses pembuatan koloid yang dengan teknik dispersi, dibedakan menjadi tiga proses. Pertama secara mekanik, kedua secara peptisasi, dan ketiga secara busur berdia. a. Secara mekanik Pembuatan koloid secara mekanik biasa dilakukan dengan cara menggerus atau menumbuk agar partikel koloid jadi mengecil. Setelah itu, ditambahkan medium zat cair panas. Misalnya seperti sol belerang yang dibuat dengan cara menggerus serbuk belerang dengan zat inert mirip gula pasir lalu dicampurkan dengan air. b. Secara peptisasi Cara ini biasanya dilakukan dengan menambahkan ion yang satu jenis dengan suatu endapan. Misalnya agar agar yang dipeptisasi oleh air, karet dipeptisasi oleh bensin, lalu nitroselulosa dipeptisasi oleh aseton, dan yang lainnya. c. Secara busur berdia berdig Prinsip dari cara ini adalah dengan mengalirkan arus dengan tegangan tinggi pada dua buah elektroda. Elektroda ini merupakan logam dan harus dicelupkan pada air. Awalnya atom-atom logam akan terlempar ke dalam air. Setelah itu, atom-atom tersebut akan mengalami kondensasi dan menjadi partikel koloid. Dengan kata lain, cara ini adalah gabungan dari cara kondensasi dan cara dispersi. Manfaat Koloid dalam Kehidupan Sehari-Hari Setelah mengetahui apa itu koloid, jenis, sifat, dan cara pembuatan koloid, Grameds tentu penasaran apa manfaat koloid dalam kehidupan sehari-hari. Sebab meskipun istilahnya jarang sekali digunakan, namun manfaatnya sangat erat dengan kehidupan manusia. Contohnya seperti Dalam industri kosmetik, koloid biasanya digunakan untuk membuat sampo, deodoran, foundation, pembersih wajah, serta pelembab badan. Dalam industri tekstil, koloid sol biasa dimanfaatkan untuk mewarnai pakaian Dalam industri farmasi, koloid digunakan dalam proses membuat obat-obatan Dalam industri sabut, koloid sangat bermanfaat untuk menghasilkan sabun atau detergen. Dalam industri makanan, koloid bermanfaat untuk membuat kecap, susu, mayones, mentega, dan saus. Dalam dunia kesehatan, koloid bisa digunakan untuk mengidentifikasi DNA, atau proses cuci darah. Di sekolah, koloid biasanya diajarkan untuk siswa kelas 11. Buat kamu yang baru naik ke kelas 11, sebaiknya jadikan buku Sma/Ma Kls XI Penuntun Belajar Kimia Teori & 1551 Soal karangan Budiman Anwar sebagai sumber pelajaran tambahan untuk melengkapi materi yang kamu terima di kelas nanti. Materi pada bab di buku ini dibuat sangat lengkap agar bisa digunakan sebagai sumber rujukan siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya terhadap konsep-konsep kimia secara mandiri serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pembahasan tentang koloid mulai dari pengertian hingga cara pembuatan koloid. Semoga semua pembahasan artikel di atas bisa bermanfaat untuk Grameds. Jika ingin mencari buku tentang kimia, kamu bisa menemukannya di Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Gilang BACA JUGA ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Pembuatanes krim termasuk ke dalam pembuatan produk koloid secara dispersi. Cara dispersi adalah dengan mengubah partikel-partikel kasar yang terdapat dalam gula dan krim menjadi partikel koloid. Pembuatan es krim tepatnya dibuat dengan dispersi mekanik yaitu dengan menggunakan mixer. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah

Unduh PDF Unduh PDF Berikut ini adalah cara membuat es krim di dalam kantong plastik bahkan tanpa menggunakan lemari pembeku! Murah, mudah, lezat, dan dijamin memuaskan. Resep ini cukup untuk satu orang dan dapat dimakan langsung dari dalam kantong-atau buatlah resep ini agar jadi dalam jumlah besar untuk tambahan dalam pesta apapun; setiap anak pasti akan sangat senang saat membuat es krim mereka sendiri. Terlebih lagi, sisa proses pembuatan es krim ini sangat mudah dibersihkan. Bahan 2 sendok makan 30 gr gula putih 200 gr krim half & half 1/2 sdt 2,5 gr ekstrak vanili Catatan Susu atau krim kocok kental dapat digunakan sebagai pengganti krim half and half, namun setiap bahan akan memberikan hasil yang berbeda-beda. Langkah 1 Campurkan gula, krim half and half, dan vanili dalam kantong berukuran 500 ml. Aduk bahan-bahan tersebut hingga kekentalannya merata. Apabila es krim vanila bukanlah es krim favorit Anda, tambahkan buah atau saus coklat ke dalam campuran krim Anda. Anda dapat melakukan langkah ini di dalam mangkuk, tetapi buat apa mengotori mangkuk tersebut jika tidak perlu? Pastikan gulanya larut! 2 Tutup erat kantong tersebut. Juga tekan keluar kelebihan udara dari dalam kantong. Terlalu banyak udara di dalam kantong dapat memaksa kantong tersebut terbuka saat Anda khawatir kantong tersebut bocor, gandakan kantong wadah adonan es krim Anda. Lebih kecil kemungkinannya untuk bocor namun mungkin butuh waktu lebih lama bagi es krim itu untuk dapat cukup membeku. 3 Letakkan garam dan es ke dalam kantong berukuran 3,8 liter. Kantong tersebut harus terisi sekitar setengah penuh. Garam kasar, Garam Kosher, dan garam batu adalah garam yang terbaik, namun garam meja juga dapat digunakan. Akan tetapi, ketahuilah bahwa dengan semakin kecilnya butiran garam yang digunakan Anda mungkin akan mendapatkan hasil yang semakin jelek. Letakkan kantong ukuran 500 ml yang sudah ditutup rapat ke dalam campuran garam dan es. Garam dan es akan membekukan adonan krim tersebut bukan menjadi bagian dari adonan. Tekan keluar udara ekstra dalam kantong yang lebih besar dan tutup rapat juga kantong tersebut. 4 Kenakan sarung tangan dan mulailah mengocok adonan tersebut. Jika tidak ada sarung tangan, gunakan handuk. Tangan Anda akan membutuhkan penghalang antara mereka dengan suhu yang sangat dingin. Kocok selama 5 sampai 10 menit. Setelah waktu tersebut, periksa kekentalan es krim dan lihat apakah es krim sudah siap. 5 Santap atau sajikan. Setelah cukup mengocok, keluarkan adonan es krim sebelum membuka segel kantong. Jangan sampai ada es batu atau garam yang masuk dalam es krim! Raih sendok dan nikmatilah! Es krim sudah siap. Atau potong ujung kantong plastik dan tekan keluar es krim tersebut ke dalam mangkok. Iklan Tambahkan gula atau ekstrak vanili lebih banyak untuk mengubah rasanya. Gunakan ini sebagai alat pembelajaran! Anda tidak hanya dapat menelusuri sejarah dari es krim, namun juga menggunakan eksperimen untuk mengajarkan anak-anak tentang ilmu pengetahuan di balik es, garam, dan reaksi eksotermik mereka. Anda dapat menggunakan kantong sampah dan membuat banyak es krim dengan kantong tersebut namun Anda mungkin membutuhkan lebih dari satu orang untuk membuatnya. Anda dapat menggunakan piping bag dengan ujung bintang dan menekan es krim keluar dalam bentuk spiral. Anda dapat menggunakan kaleng kopi besar sebagai pengganti kantong plastik. Kaleng ini jauh lebih besar, sehingga resep tersebut mungkin akan dibuat dua kali atau tiga kali lipat sehingga prosesnya memakan waktu lebih lama. Namun sebagai bonus, anak-anak dapat menggelindingkan kaleng tersebut di lantai. Iklan Peringatan Anak-anak mengonsumsi bahan-bahan yang tidak di dalam adonan mentah. Juga, kemungkinan tersedak benda/bahan-bahan kecil dalam botol ekstrak vanili atau botol perasa makanan lainnya! Iklan Hal yang Anda Butuhkan Handuk atau sarung tangan Gunting opsional Sendok 100 gr garam batu 1 kantong pecahan es batu 1 kantong plastik yang dapat disegel kembali berukuran 500 ml 1 kantong plastik yang dapat disegel kembali berukuran 3,8 liter Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
Makalahyang saya beri judul "SISTEM KOLOID" dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran kimia kelas XI. 1. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan Kristal besar atau gula 2. Cara Dispersi Pembuatan koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan cara mengubah partikel kasar (besar) menjadi
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SISTEM KOLOID 11 NOVEMBER 2014 Disusun Oleh SYLVIA ERIANI 11140162000062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 SISTEM KOLOID Page 1 Abstrak Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan koloid, Untuk mengetahui sifat- sifat dari koloid, dan Untuk mengetahui cara pembuatan kue bolu dan eskrim. Praktikan menggunakan beberapa bahan instan yang praktikan gunakan untuk membuat kue dan ice cream, selain bahan – bahan instan praktikan juga menambahkan telur, mentega dan cokelat ke dalam adonan kue yang praktikan buat. Proses langkah percobaan pertama untuk membuat kue dan ice cream adalah mengaduk adonan mentah tersebut menggunakan mixer sampai adonan tersebut mengembang, setelah itu adonan ice cream dimasukkan ke dalam lemari es dan adonan kue dimasukkan ke dalam oven bersuhu 180 o C, selama 45 menit. Kata Kunci Koloid, Tujuan Percobaan, Langkah Percobaan. I. Pendahuluan Koloid disebut juga dispersi koloid atau suspensi koloid adalah campuran yang berada antara larutan sejati dan suspensi. Misalnya adalah susu segar, yang terdiri dari butir-butr halus dari lemak mentega yang terdispersi dalam fase cair yang juga mengandung kasein suatu protein dan beberapa zat lainnya. Dalam koloid seperti susu, partikel zat terlarutnya lebih besar daripada partikel larutan, tetapi lebih kecil dari partikel yang mengapung pada suspense. Oleh karena bentuk ukuran partikelnya yang mempunyai daya tarik perekat satu sama lain , zat ini disebut koloid bahasa Yunani cola = perekat Syukri,1999453. Campuran koloid mengandung partikel-partikel yang ukurannya berada di antara partikel zat terlarut dalam larutan murni dan campuran heterogen Petrucci,198787. Keadaan koloid adalah suatu keadaan antara larutan dan suspensi. Suatu kumpulan dari beberapa ratus atau beberapa ribu partikel yang membentuk partikel lebih besar dengan ukuran sekitar 10 Å sampai 2 000 Å dikatakan berada dalam keadaan koloid. Dalam suatu sistem koloid, partikel-partikel koloid terdispersi tersebar dalam medium pendispersinya. Zat terdispersi maupun medium pendispersi koloid dapat berupa zat padat, SISTEM KOLOID dari partikel koloid dibandingkan dengan ukuran medium di mana partikel itu tersebar, maka disini tidak digunakan istilah zat terlarut dan pelarut melainkan fase terdispersi dan medium pendispersi James E. Brady,1992597. Campuran yang bersifat homogeny disebut larutan, sementara yang bersifat heterogen adalah koloid. Campuran yang lambat berdifusi di sebabkan oleh cair, atau gas. Terdapat 8 tipe sistem koloid, yaitu busa gas dalam cair, busa padat gas dalam padat, aerosol padat cair dalam gas, emulsi cair dalam cair, emulsi padat cair dalam padat, aerosol padat padat dalam gas, sol padat dalam cair, dan sol padat padat dalam padat Sistem dispersi adalah sistem dimana suatu zat terbagi halus atau terdispersi dalam zat lain, koloid merupakan suatu sistem dispersi, karena terdiri dari dua fasa, yaitu fasa terdispersi fasa yang tersebar halus dan fasa pendispersi. Fase terdispersi umumnya memiliki jumlah yang lebih kecil atau mirip dengan zat terlarut dan fasa pendispersi jumlahnya lebih besar atau mirip pelarut dalam suatu larutan. Zat yang terdispersi tersebut berjarak ukuran antara dimensi partikel – partikel atomic dan Page 2 molekular sampai partikel – partikel yang berukuran milimeter, ukurannya dapat diklasifikasikan baik yang sebagai membentuk dispersi molekular maupun disperse koloidal. Beberapa suspensi dan emulsi dapat mengandung suatu jarak ukuran partikel sedemikian sehingga partikel – partikel nya yang kecil masuk dalam jarak koloidal,sedangkan yang besar – besar dapat diklasifikasikan sebagai partikel – partikel kasar Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang didispersikan, system dispersi dibedakan atas disperse kasar, disperse halus, dan disperse molekuler Damin Sumardjo,2008535. Penggolongan Koloid Dipandang dari kelarutannya, koloid dibagi atas dispresi dan koloid asosiasi. 1. Koloid dispresi, yaitu koloid yang partikelnya tidak larut secara individu dalam medium. Yang terjadi hanyalah penyebaran dipresi partikel tersebut. 2. Koloid asosiasi yaitu koloid yang terbentuk dari gabungan asosiasi partikel kecil. 2. Sifat Koligatif Suatu koloid dalam medium cair juga mempunyai sifat koligaif. Sifat ini hanya bergantung jumlah partikel koloid bukan pada jenisnya. Sifat-sifat koligatif koloid umumnya lebih rendah 3. Sifat Optis Walaupun secara definisi partikel koloid terlalu kecil untuk dapat dilihat oleh mikroskop biasa mereka dapat dideteksi secara optikal. Ketika cahaya dilewatkan melalui medium yang mengandung partikel yang tidak lebih besar daripada 10-9 m, berkas cahaya tersebut tidak dapat dideteksi dan medium tersebut disebut optically clear . Ketika partikel koloid hadir, bagaimanapun, sebagian cahaya akan dihamburkan, dan sebagian lagi akan diteruskan dalam intensitas yang rendah. Penghamburan SISTEM KOLOID Ditinjau dari interaksi fasa terdispresi dengan fasa pendispresi, koloid dapat pula di bagi atas koloid liofil dan liofob Syukri,1999455. 1. Koloid liofil, yaitu koloid yang suka berkaitan dengan mediumnya sehingga sulit dipisahkan atau sangat labil. 2. Koloid liofob, yaitu koloid yang tidak menyukai mediumnya sehingga cenderung memisah, akibatnya tidak stabil. Sifat Koloid 1. Sifat Fisika Sifat fisika koloid berbeda-beda tergantung jenis koloidnya. Pada koloid hidrofob sifat-sifat seperti rapatan, tegangan permukaan dan viskositasnya hampir sama dengan medium pendispersinya. Pada koloid hidrofil karena terjadi hidrasi, sifat-sifat fisikanya sangat berbeda dengan mediumnya. Viskositasnya lebih besar dan tegangan permukaannya lebih kecil. daripada lautan sejati dengan jumlah partikel yang sama Ini disebabkan karena butir-butir koloid terdiri atas beribu-ribu molekul,sedangkan pengaruh terhadap sifat koligatif hanya ditentukan oleh jumlah molekul. ini dikenal dengan nama efek Tyndall Efek Tyndall dapat digunakan untuk mengamati partikel-partikel koloid dengan menggunakan mikroskop. Karena intensitas hamburan cahaya bergantung pada ukuran partikel, maka efek Tyndall juga dapat digunakan untuk memperkirakan berat molekul koloid. Partikel-partikel koloid yang mempunyai ukuran kecil, cendrung untuk menghamburkan cahaya dengan panjang gelombang pendek. Sebaliknya partikel-partikel koloid yang mempunyai ukuran besar Page 3 cendrung untuk menghamburkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang. 4. Sifat kinetik a. Gerak Brown Partikel koloid bila diamati dibawah mikroskop ultra akan nampak sebagai bitik-bintik bercahaya yang selalu bergerak secara acak dengan jalan berliku-liku. Gerakan acak partikel koloid dalam suatu medium pendispersinya disebut gerak Brown. Terjadinya gerakan ini disebabkan oleh banyaknya tabrakan molekul molekul medium pendispersi tidak sama tidak setimbang b. Pengendapan sedimentasi Partikel-partikel koloid mempunyai kecendrungan untuk mengendap karena pengaruh gravitasi bumi. Hal tersebut bergantung pada rapat massa partikel terhadap mediumnya. Jika rapat massa partikel lebih besar dari medium pendispersinya, maka partikel tersebut akan mengendap. Sebaliknya bila rapat massanya lebih kecil akan mengapung. Koagulasi endapan koloid dapat dipercepat oleh suhu tinggi dan pengadukan serta dengan penambahan elektrolit tertentu. Dengan suhu tinggi berarti akan menurunkan viskositas dan menaikkan selisih rapatan. Namun faktor-faktor inipengaruhnya relatif kecil terhadap kecepatan pengendapan c. Difusi Partikel zat terlarut akan mendifusi dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Difusi erat kaitannya dengan gerak Brown, sehingga dapat dianggap molekul-molekul atau partikel-partikel koloid mendifusi karena adanya gerak Brown. Kecendrungan dari zat untuk berdifusi dinyatakan dengan koefisien difusi. Menurut Graham, butir-butir koloid berdifusi sangat lambat karena ukuran partikelnya relatif besar 5. Sifat Listrik Permukaan partikel koloid mempunyai muatan listrik karena terjadinya ionisasi atau penyerapan ion-ion dalam larutan. Akibatnya partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Bila partikel koloid yang bermuatan ditempatkan pada medan listrik, maka nama elektroforesis. Laju gerakan partikel cm/det dalam medan listrik dengan gradien potensial volt/cm dikenal sebagai mobilitas partikel tersebut. Pembuatan Koloid 1. Dispresi Gumpalan materi suspensi kasar dapat diubah menjadi lebih kecil sehingga tersebar dan berukuran koloid. Membuat koloid dengan memecah gumpalan disebut dispresi penyebaran, yaitu dengan cara sebagai berikut. partikel tadi akan bergerak ke arah salah satu elektroda bergantung pada muatannya. Proses ini dikenal dengan SISTEM KOLOID a Cara mekanik, yaitu menggerus menggiling partikel kasar sampai berukuran kecil. b Cara elektronik, yaitu membuat koloid dengan mencelupkan dua elktroda ke dalam air c Cara peptisiasi, yaitu membuat koloid dengan menanbahkan suatu cairan kepada partikel kasar endapan sehingga pecah menjadi koloid Syukri,1999459. Page 4 II. Metodologi A. Alat dan Bahan Alat - Alumunim Foil - Loyang - Baskom - Spatula - Mixer - Plastik - Gunting Bahan - Pondan - Telur - Mentega - Air mineral yang berisi bubuk es krim instan tersebut. 3 Mengaduk bubuk es krim instan dan air mineral tersebut menggunakan mixer, Melakukan terus menerus hingga bubuk es krim tersebut mengental. 4 Memasukkan es krim yang sudah mengental terebut ke dalam plastik. 5 Memasukkan plastik yang berisi es krim ke dalam lemari es. 30 cm 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 3 buah 1 buah 6 butir 150 gram 150 ml Pembuatan Kue Bolu 1 Memecahkan enam butir telur ayam ke dalam tempat yang telah di sediakan. 2 Mengoleskan loyang yang akan dipakai untuk memanggang kue dengan mentega. lelehkan ke dalam adonan kue tersebut secara perlahan sampai merata 7 Memasukkan adonan kue ke dalam loyang yang sudah di lapisi mentega, Lalu memasukkan adonan kue ke dalam oven bersuhu 180 o C, selama 45 menit. B. Langkah Kerja Pembuatan Es Krim 1 Menuangkan bubuk es krim instan ke dalam tempat yang sudah disediakan. 2 Memasukkan 150 ml air mineral ke dalam tempat 3 Di lain tempat memanaskan wajan dan memasukkan mentega hingga menjadi cair. 4 Mengaduk telur yang sudah di pecahkan tadi dengan meggunakan mixer sampai mengembang dan sampai warna pada telur tersebut putih. 5 Setelah beberapa saat telur mengembang memasukkan tepung pondan sponge ke dalam telur yang sudah mengembang, tetap di aduk dengan mixer tapi dengan kecepatan yang lambat agar tepungnya tidak berterbangan. 6 Setelah semua di masukkan ke dalam telur, memasukkan mentega yang sudah di SISTEM KOLOID III. Pembahasan Koloid ialah campuran dari dua zat atau lebih zat yang salah satu fasanya tersuspensi sebagai sejumlah besar partikel yang sangat kecil dalam fasa kedua. Zat yang terdispersi dan medium penyangganya dapat berupa kombinasi gas, cairan, atau padatan Oxtoby,2001178. Metode yang digunakan dalam pembuatan kue dan es krim pada Page 5 percobaan ini adalah metode disperse. Dari tidak tahu apakah cair atau padat karena percobaan pembuatan kue, diketahui jika kita sebutkan cair, namun tekstur bahwa kue merupakan sistem koloid kuning dan putih telur sendiri adalah dengan wujud koloid berupa emulsi padat. kental. Kesulitan juga terjadi untuk Hal ini dapat disimpulkan dari hasil mengidentifikasi mana yang berperan pengamatan, yaitu adonan sebelum sebagai zat terdispersi dan mana yang dipanggang berwujud cair, namun setelah medium pendispersi dipanggang, adonan berubah wujud Percobaan kedua dilakukan menjadi padat zat terdispersi cair dan dengan membuat es krim. Ketika bubuk es medium pendispersi padat. Sistem koloid krim dicampur dengan air terjadilah sistem yang terjadi pada kue ini merupakan koloid dengan wujud sol. Hal ini sistem koloid liofil. Hal ini dapat dilihat dikarenakan bubuk es krim yang berwujud dari adonan kue yang dibuat. Bahan seperti padat berperan sebagai zat terdispersi dan telur, bubuk adonan dan margarine cair air yang tentunya berwujud cair berperan yang dicampur menjadi satu, sulit untuk sebagai medium pendispersi padat dalam dipisahkan antara satu dengan yang cair. Campuran bubuk es krim dengan air lainnya setelah mejadi adonan, dan tentu merupakan sistem koloid reversible karena saja setelah menjadi kue. Jika dilihat dari jika adonan ini didiamkan dalam jangka bahan, margarine sendiri merupakan waktu tertentu, akan timbul endapan sistem koloid dengan wujud emulsi padat, bukan koloid, namun jika dikocok seperti halnya adonan kue dalam kue. kembali bubuk es krim dan air menyatu Dalam pembuatan kue, sebenarnya sangat kembali koloid. Pada pengocokan bubuk kompleks untuk mengamati sistem koloid es krim dan air dengan menggunakan yang terjadi di dalamnya, karena wujud mixer terjadi sedikit gelembung. bahan yang digunakan cukup sulit untuk Gelembung ini juga merupakan sistem diidentifikasi, seperti halnya telur, kita koloid dengan wujud busa zat terdispersi gas dan medium pendispersi cair. Setelah adonan es krim dibekukan, adonan berubah wujud dari cair menjadi padat. Dapat disimpulkan bahwa es krim merupakan sistem koloid dengan wujud sol padat zat terdispersi cair dan medium pendispersi padat. IV. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa 1. Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. 2. Metode yang digunakan pada pembuatan kue bolu dan es krim yaitu cara dispersi. V. Daftar Pustaka Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul 2014. Anonim. Koloid. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul 2045. Brady, Universitas Jilid Rupa Petrucci, Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid SISTEM KOLOID Page 6 Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia . Jakarta Syukri. Kimia Dasar . Bandung Oxtoby, David W, dkk. Kimia Modern. Jakarta Erlangga. 2001 VI. Lampiran 1. Alat dan bahan Telur ayam negeri SISTEM KOLOID Haan Ice Cream Mix Vanilla Air Page 7 Pondan Sponge Cake Pandan Margarin Loyang Baskom Gunting Spatula Mixer 2. Langkah Kerja a. Pembuatan Sponge Cake SISTEM KOLOID Page 8 Loyang diolesi dengan margarin Memasukkan putih dan kuning telur kedalam baskom Pondan Sponge Cake dimasukkan setelah telur mengembang Melelehkan margarine menggunakan kompor dan wajan Telur dikocok dengan menggunakan mixer Margain cair dimasukkan ke dalam wadah terpisah. Tunggu hingga dingin Margarin cair yang telah dingin dimasukkan kedalam adonan Pondan Sponge Cake + Telur, kemudian diaduk. Adonan yang telah jadi dituang kedalam Loyang. Adonan kemudian dipangang dalam oven selama 30-45 menit dengan suhu 180oC b. Pembuatan Es Krim SISTEM KOLOID Page 9 Haan Ice Cream Mix Vanilla dimasukkan kedalam baskom 150ml air dimasukkan kedalam baskom yang berisi adonan es krim Adonan es krim yang telah jadi dituang ke dalam loyang Adonan es krim dimasukkan ke dalam lemari es selama kurang lebih 5 jam hingga es benar-benar beku SISTEM KOLOID Adonan eskim yang telah diberi air dimixer hingga mengembang Page 10 SISTEMKOLOID ICE CREAM Sabtu, 01 Maret 2014. Ice Cream for Ice Cream. Bahan Utama Es Krim Cara Membuat Es Krim. 1. Campurkan dan kocok gula, telur, dan vanili sampai putih telur, dan vanili. 5. Rebus adonan sambil tetap diaduk hingga mendidih. 6. Angkat dari atas api, sambil terus di aduk sampai agak dingin agar susu tidak menggumpal Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak. Es krim tidak lain berupa busa gas yang terdispersi dalam cairan yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada lima komponen penyusun, yaitu krim, skim, air, gula, dan stabilizer. Kadar air dalam es krim antara 60-62%, jika air terlalu banyak maka es krim menjadi kasar, jika air terlalu sedikit maka es krim akan menjadi terlalu padat. Untuk bisa creamy, 60-62% itu sudah ukuran yang teruji. Dengan demikian maka kadar bahan kering adalah 38-40%. Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan. Bahan penstabil dalam pembuatan es krim merupakan koloid hidrofilik yang dapat menurunkan konsentrasi air bebas dengan menyerap air tersebut sehingga akan mengurangi kristalisasi es, memperkecil kristal es, dan dapat meningkatkan kehalusan tekstur. Jenis-jenis penstabil yang biasa digunakan dalam frozen dessert terbagi menjadi beberapa kategori yaitu a protein misalnya gelatin, b plant exudates misalnya arabic, ghatti, karaya, dan tragacant ums, c sed gums misalnya locust carob bean, guar, dan psyllium, d microbial gums misalnya xanthan, e seaweed extract misalnya agar, alginat, dan karagenan, f pectin misalnya low dan high methoxyl, g selulosa misalnya Carboxy Methyl Cellulose CMC, dan lain-lain. Membuat ice cream menggunakan metode kondensasi Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada umumnya dilakukan dengan cara kimia dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks atau dengan penggatian pelarut. Cara kimia tersebut bekerja dengan menggabungkan partikel-partikel larutan atom, ion, atau molekul menjadi pertikel-partikel berukuran koloid.
CaraMembuat Agar - Agar Yang Mudah. Cara Membuat Agar - agar bisa dibilang sangat mudah sama dengan membuat bubur kacang hijau, kalian cukup membeli agar - agar instan dan ikutilah proses cara membuat agar - agar dibawah ini. 1. Air Lebih Dulu Masuk ke Bubuk Agar - Agar. Proses pertama dalam cara membuat agar - agar yang benar

Dengansegala cara Nam melakukan sesuatu agar bisa melihat, berbicara dengan Shone. Gelatin merupakan koloid pelindung untuk mencegah terbentuknya kristal es dalam es krim namun di percobaan ini kami tidak memakaikan gelatin pada es krim. Pembuatan es krim ini merupakan sistem koloid jenis emulsi cair. Diposting oleh

Koloidpelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang stabil. Contoh koloid pelindung : gelatin yang merupakan koloid padatan dalam medium air. Gelatin biasa digunakan pada pembuatan es krim untuk mencegah pembentukkan kristal es yang kasar sehingga diperoleh esk krim yang lebih lembut. Kkono.
  • row9iwrmq7.pages.dev/527
  • row9iwrmq7.pages.dev/417
  • row9iwrmq7.pages.dev/28
  • row9iwrmq7.pages.dev/435
  • row9iwrmq7.pages.dev/306
  • row9iwrmq7.pages.dev/445
  • row9iwrmq7.pages.dev/242
  • row9iwrmq7.pages.dev/324
  • row9iwrmq7.pages.dev/91
  • row9iwrmq7.pages.dev/90
  • row9iwrmq7.pages.dev/439
  • row9iwrmq7.pages.dev/627
  • row9iwrmq7.pages.dev/830
  • row9iwrmq7.pages.dev/718
  • row9iwrmq7.pages.dev/355
  • cara membuat es krim dengan sistem koloid